BUDIDAYA BELUT DI LAHAN SEMPIT:GRAHANET RANCAMANYAR

Friday 18 November 2011

BUDIDAYA BELUT DI LAHAN SEMPIT


      Lahan sempit bisa disiasati untuk usaha sampingan. salah satunya budidaya belut di tong / drum, usaha sampingan ini bisa dijalankan diperkarangan rumah, disamping, belakang atau di depan rumah. Hanya saja kalau didepan rumah agak mengganggu pemandangan dan keindahan rumah tapi walau demikian tidak ada orang yang melarang toh rumah-rumah kita he.. he.. he..

Teknik Budidaya Belut Tong.

A.Perlengkapan,   
yang dibutuhkan untuk budidaya adalah sebagai berikut :
1.Tong atau Drum disarankan dari bahan plastik.
2.Paralon.
3.Kawat kasa.
4. Tandon penampungan air
5.Ember, cangkul, serok, baskom dan jerigen
B.Persiapan Teknik Budidaya,
          Sebelum kita menjalankan usaha budidaya belut di tong, dibutuhkan media  
ini sangat penting mengingat keberhasilan budidaya yang kita lakukan sangat bergantung pada media pemeliharaan ini. Untuk membuat media pembesaran hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.Tong  Tong yang digunakan sebaiknya tidak bocor dan tidak berkarat (mengapa dianjurkan untuk menggunakan tong dari bahan plastic), apabila berkarat sebaiknya di cat dahulu dan dikeringkan hingga cat tidak berbau sebelum digunakan. Cara merakit tong : 
a.Letakkan tong dalam posisi mendatar atau horizontal, agar media menjai lebih luas.
b.Buka bagian tengan tong namun sisakan 5 cm di sisi kiri dan kanan.
c.Siapkan alat untuk menahan tong agar tidak menggelinding atau bergerak.
d.Buat saluran pembuangan di bawah tong, letak dapat disesuaikan dengan 
    penampungan limbah  pembuangan.       
e.Buat atap atau peneduh dilokasi budidaya sehingga tong menjadi teduh, bahan untuk 
   membuat atap bias menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat
2.Media Tanah.
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang tidak berpasir, tidak telalu liat serta masih memiliki kandungan hara
   disarankan untuk menggunakan media tanah dari sawah. Untuk melakukan pematangan media tanah tahapan yang dilakukan yakni :
- Masukkan tanah ke dalam tong hingga ketinggian 30– 40 cm.
- Masukkan air hingga tanah becek namun air tidak mengenang.
- Masukkan EM4 sebanyak 4 botol ke dalam tong.
- Aduk tanah sebanyak 2 kali sehari hingga tanah lembut dan gembur.
Perlakuan tahapan diatas tidak berlaku bagi tanah dari sawah.
  3.Media Instan Bokashi.
Media instan ini dibuat diluar tong yang merupakan campuran bahan utama dan bahan campuran. Bahan utama terdiri dari jerami padi, pupuk kandang, bekatul (dedak) dan potongan batang pisang. Bahan campuran terdiri dari EM4, air sumur dan larutan ¼ kg gula pasir dan air hingga menghasilkan 1 liter larutan (Molase). Prosentase bahan utama adalah 40% : 30% : 20% : 10%, penggunaan 100kg bahan akan menghasilkan 90 kg media instan bokhasi. Setiap tong ukuran 200 liter dibutuhkan 45kg bokashi, proses pembuatan bokashi:
-  Cacah jerami dan potongan bahan pisang kemudian keringkan. Tanda bahan kering yakni hancur saat digenggam.
Campurkan cacahan bahan diatas (kering) dengan bahan pokok lain dan aduk       hingga merata.
Campurkan bahan campuran sedikit demi sedikit tapi tidak terlalu basah.
-  Tutup media dengan karung goni atau terpal selama 4-7 hari. Bolak-balik campuran agar tidak membusuk. 
4.Mencampur media point 1 dan 2.
- Masukkan media instan ke dalam tong dan aduk hingga rata.
- Masukkan air kedalam tong hingga ketinggian 5 cm dan diamkan hingga terdapat plankton dan cacing (sekitar 1 minggu) selama proses ini berlangsung tong tidak perlu di tutup. 
- Keluarkan air dari tong dan diganti den gan air baru dengan ketinggian yang sama.
- Masukkan tumbuhan air yang tidak terlalu besar sebanyak ¾ bagian dan ikan-ikan kecil.
- Masukkan vetsin secukupnya sebagai perangsang nafsu makan belut dan  diamkan selama 2 hari. Yang perlu diperhatikan ketinggian keseluruhan media, kecuali tumbuhan air tidak lebiih dari 50 cm.
5.Masukkan Bibit Belut
Setelah semua media budidaya  tersebut siap tahapan selanjutnya menebarkan bibit belut. Bibit yang ditebar sebaiknya sebanyak 2 kg dengan jumlah bibit sebesar 80 –100 ekor per kg.    
C.Perawatan.
Perawatan belut didalam di dalam tong relative lebih mudah karena pemantauan budidaya relative kecil, namun demikian prawatan tetap harus diperhatikan antara lain :
1.Pemberian Pakan. Tidak ada aturan baku volume pemberian pakan, namun sebaiknya pakan diberikan 5% dari jumlah bibit yang diitebarkan. Pakan yang sebainya di berikan yakni cacing, kecebong, ikan-ikan kecil dan cacahan keong mas atau bekicot. Pemberian pakan diberikan pada hari ke 3 setelah bibit di tebar dalam tong. Pemberian pakan dilakukan pada sore hari seperti kebiasaan belut dialam yang makan di sore hari.
2.Pengaturan air. Pengaturan air diperlukan untuk membuang sisa makanan agar tidak menumpuk dan menimbulkan bibit penyakit. Pengaturan air ini dengan mengalirkan air bersih kedalam tong, sebaiknya air yang masuk berupa percikan air Untuk melakukan ini digunakan pipa paralon sebagai media aliran. Sedangkan untuk saluran pembuangan dengan membuat lubang pada tong dengan ketinggian 8 cm dari genangan air di media. Selain sebagai pengatur pembuangan sisa kotoran percikan air ini juga berfungsi sebagi penambah oksigen. 
 3.Perawatan Tanaman Air. Tanaman air ini digunakan sebagai penjaga kelembaban tempat budidaya dan juga menjaga belut dari kepanasan. Disamping 
4.Pemberian EM4. EM4 berfungsi sebagai penetralisir sisa-sias pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi bau. EM4 diberikan 2-3 kali sehari dengan dosis ½ sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air.
5.Perawatan sekitar lokasi. Perawatan sekitar lokasi ini untuk menjaga tong dari tanaman liar, lumut dan hama maupun predator pemangsa seperti ayam. 
D. Pemanenan.
Pemanenan dilakukan setelah 3 –4 bulan budidaya di lakukan atau sesuai keinginan kita dan keinginan pasar (permintaan pasar). Pemanenan untuk media tong tentunya lebih mudah, dan belut hasil budidaya siap dipasarkan.  Untuk menunjang budidaya belut sebaiknya juga dipersiapkan bagaimana supaly makanan yakni cacing, keong mas, bekicot dan lainnya. Selain itu juga diperhatihan bagaimana kelangsungan bibit setelah panen untuk budidaya berikutnya.




No comments:

Post a Comment